Perbedaan Varietas Sertani 13 dengan Sertani 8

Sebelum kita menengok perbedaan antara kedua varietas tersebut lebih jelasnya kita harus mengetahui pengertian dari varietas. Banyak pengertian yang bisa kita temukan dari blog ataupun web lainnya yang membahas tentang varietas yang pada intinya memiliki pengertian yang sama yaitu perbedaan dari suatu tanaman baik itu bentuk, tinggi tanaman, lebar daun, ukuran biji dan ekspresi karekter yang membedakan dengan jenis atau spesies yang sama.

Apa yang membedakan antara sertani 13 dan 8?? Kalau kita amati secara fisik dari gambar di atas benih dari sertani 8 memiliki ukuran yang lebih besar dan agak memanjang sedangkan sertani 13 memiliki ukuran yang yang lebih kecil. Perbedaan dari ukuran benih ini akan mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman padi, dari pengalaman petani didaerah malang tanaman padi yang dihasilkan dari benih sertani 8 memiliki postur yang lebih tinggi dibandingkan dengan sertani 13 dan dari perbedaan inilah penggunaan benih sertani 13 dan 8  dapat kita sesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misalkan pada saat musim hujan dan berangin ataupun kondisi tanah yang lereng kita bisa memilih benih sertani 13 karena memiliki postur yang pendek untuk menghindari rebah pada tanaman padi. Pada saat musim hujan sudah selesai kita bisa merotasi tanaman dengan penggunaan benih sertani 8, dari rotasi tanaman ini memberikan manfaat yaitu dapat menurunkan populasi hama dan penyakit selain itu dengan adanya rotasi tanaman dapat meningkatkan kesuburan tanam.

Dari kedua varietas sertani 13 dan 8 memiliki ciri khusus yang membedaan kedua varietas ini, varietas sertani 8 memiliki ukuran yan tinggi dengan malai yang lebih panjang sedangkan varietas sertani 13 memiliki postur yang pendek namun memiliki anakan yang lebih banyak. Untuk ukuran produktifitas dari kedua tanaman tersebut sebenarnya memiliki potensi yang tinggi tergantung dari kondisi kesuburan tanah, pemupukan, dan perawatan. Semoga gambaran antara kedua varietas sertani ini memberikan kemudahan bagi para petani untuk bisa menentukan penggunaan benih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan.